Di sebuah rumah di Lapangan Belanda, terdapat tiga buku puisi yang tertutup selama bertahun-tahun. Buku-buku itu berada dalam keadaan kacau, dengan surat-surat, foto-foto, dan catatan-catatan yang semakin mengelilingi kaca depannya. Mereka telah ditemukan di sebuah toko bekas, tetapi hingga saat ini tidak ada seseorang yang berani membuka tutup-tutup mereka.
Warisan Terlupakan
Buku-buku puisi itu adalah warisan dari seorang penulis yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Dia adalah seorang pria yang memiliki mimpi besar untuk menjadi salah satu penyair terbesar di Indonesia, tetapi kehidupannya tak pernah seperti yang dia bayangkan.
- Penyair itu memiliki pekerjaan sampingan sebagai penulis esai dan kritik sastra.
- Dia memiliki keluarga yang besar dengan banyak anak-anak dan istri.
- Dia juga memiliki hobi yang unik, yaitu menggambar.
Meskipun dia tidak pernah menjadi penyair terkenal, namun dia selalu memiliki inspirasi untuk menulis. Dia selalu mencari cara untuk menyampaikan kehidupannya dalam bentuk puisi.
Pembukaan Puisi Lama
Saat ini, ketiga buku puisi itu masih tertutup, tetapi ada yang berani membuka tutup-tutup mereka untuk meminta bantuan. Mereka ingin menjadi lebih terbuka dan memberikan inspirasi bagi para penulis muda.
Pembukaan buku-buku itu sebenarnya tidaklah mudah. Di dalam setiap halaman ada pesan rahasia yang harus dipecahkan dengan berjalan cepat. Namun, setelah beberapa hari, mereka mulai terbuka dan memberikan inspirasi bagi siapa pun yang membacanya.
Penulis puisi itu tidak pernah menyangka bahwa ketiga buku puisinya akan menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Dia hanya ingin menyampaikan kehidupannya dengan penuh kasih sayang dan rasa ingin tahu.